
Depok (13/09) — Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid, menghadiri Masa Taaruf Santri Baru (Matsara) Rumah Tahfidz Muslimah Yayasan Cahaya Hati Bening di Tugu, Cimanggis, Depok.
Pada Kempatan ini Nur Azizah memberikan motivasi agar para Santriwati yang terdiri dari Santriwati Yatim dan Dhuafa ini agar terus semangat menghafalkan Al-Quran.
Tidak hanya sekedar menghafal di luar kepala saja, namun Nur Azzah turut menyemangati mereka untuk dapat memahaminya, serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat hidup mulia dan bahagia dengan Al-Qur’an, serta senantiasa menjadikan Al-Quran sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan.
“Al-Qur’an sebagai pedoman utama bagi kita umat Islam, tentu semua di sini muslimah solihah tentu harus sangat bersyukur telah diberikan kesempatan belajar di sini, untuk itu harus dijalani dengan kesungguhan. Tidak hanya menghafal, namun harus benar-benar memahaminya, tentu untuk memahami Al-Qur’an harus bisa Bahasa Arab. Pelan-pelan setelah paham lalu diamalkan”, jelas Nur Azizah.
Nur Azizah menyebutkan bahwa mempelajari Al-Qur’an merupakan fondasi kehidupan yang utama, setelah itu kita mempelajari ilmu alam dan sosial kemasyarakatan.
Nur Azizah yang merupakan seorang Hafidzoh mengaku selalu semangat dalam menuntut ilmu. Itu salah satu keberkahan bagi orang-orang yang senantiasa memuliakan Al-Qur’an.
Nur Azizah mengaku sedari kecil dirinya selalu semangat untuk menuntut ilmu. Jika terkait kekurangan sangu (bekal) itu tidak mengurangi semangatnya. Sejak lulus SD, Nur Azizah sudah masuk pesantren atas keinginannya sendiri, tidak ada paksaan dari siapa pun. Ia menceritakan bahwa saat itu hatinya tergerak untuk mendalami ilmu agama. Lalu Nur Azizah kecil meminta kepada ayahnya agar disekolahkan di pesantren.
“Alhamdulillah waktu kelas 1 Tsanawiyah saya loncat kelas ke kelas 3, kalau istilah sekarang itu akselerasi. Waktu di pesantren saat tsanawiyah selalu ada lomba setiap tahunnya, lomba baca kitab gundul, lomba shorof, lomba nahwu, kemudian lomba Tahsin, lomba cerdas-cermat, dan beberapa perlombaan lainnya, dan alhamdulillah semua itu saya dapatkan juara satu, saya lolos menjadi juara umum di sekolah. Akhirnya, saya pulang dengan membawa hadiah-hadiah itu, di rumah bapak saya itu sampai terenyuh. Melihat prestasi saya. Melihat saya dapat berprestasi, akhirnya ketiga adik saya semua dimasukan ke pesantren”, kenang Nur Azizah.
Rumah Tahfidz Muslimah Yayasan Cahaya Hati Bening ini memiliki 60 santri, yang tersebar di 8 rumah Tahfidz. Yurnida yang merupakan Ketua Yayasan Cahaya Hati Bening menyebutkan bahwa saat ini Yayasan Cahaya Hati Bening juga membawahi TPA yang bekerjasama dengan masjid dan mushola serta personal. Dan saat ini sudah ada sekitar 120 santri. Juga ada peserta Tahsin berjumlah 120 santri yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja.
Pada kesempatan ini, Yurnida, mengaku sangat b3ahagia atas kehadiran Nur Azizah yang telah hadir memberikan motivasi untuk para santriwati Rumah Tahfidz Muslimah. Ia berharap jejak Nur Azizah yang merupakan seorang hafidzoh serta mampu berprestasi hingga saat ini mendapat amanah menjadi wakil rakyat di DPR RI, dapat menginspirasi para santriwati dan kelak jejaknya diteruskan oleh para santriwati di Rumah Tahfidz Muslimah.
“Hari ini menjelang siang, saya berbahagia sekali, Alhamdulillah Ibu Nur Azizah Tamhid, bisa hadir di Yayasan yang kami pimpin, Lembaga Pendidikan rumah tahfidz Muslimah. Hari ini beliau hadir dalam acara Matsara Santri Muslimah Angkatan 2021-2022 yang terdiri dari 20 santri yang terdiri dari yatim dan dhuafa. Beliau memberikan motivasi dan menceritakan pengalaman beliau saat berada di sekolah lalu pesantren dan sampai beliau kuliah mendapatkan beasiswa. Di situ banyak sekali inspirasi yang kami dapatkan dari pemaparan dan semangat beliau untuk belajar”, ungkap Yurnida.
Nur Azizah yang tidak pernah lelah menuntut ilmu, berbuah manis meninggalkan jejak-jejak mulia seorang hafidzoh yang sukses membawa perubahan untuk lingkungannya.
“Kita melihat karir beliau baik dunia dan akhirat, beliau menjadi istri walikota selama dua periode dan memimpin PKK Kota Depok tahun 2006-2016, sampai sekarang menjadi anggota dewan. Sampai organisasi-organisasi yang beliau pimpin, itu sangat memberikan inspirasi untuk para santri dan untuk saya sebagai pengelola rumah tahfidz. Bagaimana mengelola anak-anak ini dengan Bahasa Al-qur’an sehingga menjadi generasi berprestasi dan Qur’ani. Kami melihat bagaimana Ibu Nur menjadi sosok hidup buat kami yang kami lihat nyata hari ini. Jadi kami mengucapkan Jazakumullah Khairan atas kehadiran ibu dan mudah-mudahan berkah untuk beliau dan berkah juga untuk rumah tahfidz”, pungkasnya.