
Depok (23/08) — Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS Nur Azizah Tamhid, melakukan silaturahim dengan Alumni Ponpes Salafiyah Syafiiyah Putri Seblak Jombang, Jawa Timur, pada Selasa (20/07/2021) di Depok, Jawa Barat.
Nur Azizah pernah menjadi Santriwati sekaligus pengajar di Ponpes Seblak yang diasuh oleh Nyai Jamilah, cucu dari Pendiri Ormas Nahdatul Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari.
Dalam pertemuan singkat ini, Nur Azizah berpesan agar senantiasa meneladani sosok Pendiri Ormas NU tersebut yang begitu bersahaja.
Sewaktu masih nyantri di Seblak, Nur Azizah menyebutkan bahwa dirinya belajar dengan Nyai Jamilah, putri bungsu dari Nyai Khairiyah yang merupakan putri sulung Kyai Hasyim Asy’ari, pendiri ormas NU.
Di Pesantren Seblak, Nur Azizah menempuh Pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah, kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Hasyim Asy’ari, di Tebu Ireng, mengambil Fakultas Tarbiyah.
Kemudian melanjutkan jenjang Pendidikan hingga pascasarjana di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Saat masih menyusun tesis Nur Azizah kembali mondok dan mengasuh anak-anak santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta.
Dengan segudang pengalaman di pondok pesantren, Nur Azizah mengaku bahwa memang dirinya tidak bisa terlepas dari suasana pesantren dalam kesehariannya.
Rutinitas harian di pesantren kini sudah sangat melekat dalam kesehariannya, yang turut ia terapkan juga pada keluarganya. Karenanya Nur Azizah mengaku senang ia dapat kembali berjumpa dengan teman-teman serta murid-muridnya selama mondok di pesantren.
Sementara itu, Marsiyah yang pernah menjadi murid Nur Azizah di pondok mengaku sangat bahagia dan merasa terhormat atas kedatangan Nur Azizah.
Selain dapat melepas rindu, ia mengaku bahagia karena dapat kembali mendengar nasihat dan motivasi dari Nur Azizah, yang pernah menjadi gurunya selama di pondok. Selain juga bersilaturahim, Nur Azizah turut membawa oleh-oleh berupa paket sembako untuk warga sekitar kediaman Marsiyah yang membutuhkan.
“Awal saya ketemu ibu Nur pada waktu di pondok, saya mengenal beliau selama 3 tahun. Saya lulus dari pondok lalu sekian tahun jadi PNS di DKI Jakarta, sekian lama tidak bertemu dengan beliau. Alhamdulillah pada hari ini beliau hadir ke rumah saya dan saya sangat bersyukur dan berterima kasih. Merupakan suatu kehormatan bagi saya dan keluarga, kedatangan guru saya saat di pondok dulu. Alhamdulillah atas izin Allah, ini merupakan suatu keberkahan bagi saya didatangi guru saya”, ungkap Marsiyah.
Nur Azizah menyebutkan bahwa silaturahim ini harus terus terjalin, sesama muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.
Meskipun berbeda-beda ormas, dan pandangan politik namun hal itu tidak boleh melemahkan ikatan persaudaraan sesama muslim. Sebagaimana K.H. Hasyim Asy’ari dahulu lakukan, beliau mendirikan Omas NU itu tujuannya untuk mempersatukan para ulama dari berbagai madzhab dan golongan yang menjadi motor kebaikan di masyarakat.
“Dalam AD/ART NU disebutkan agar menghormati keempat madzhab, artinya memang di bawah komando K.H. Hasyim Asy’ari, umat Islam Indonesia itu harus cinta damai dan tidak manjadikan perbedaan khilafiyah sebagai masalah. Seperti dalam keempat madzhab yang kita kenal, itu merupakan hal yang harus di hormati, bukan di perdebatkan”, terang Nur Azizah.
Dengan demikian maka seluruh umat Islam di Indonesia tidak akan terpecah belah. Seluruh umat Islam yang berasal dari berbagai ormas, afiliasi politik dan lainnya, selagi masih berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah harus terus bersatu membangun Indonesia yang kuat, adil dan sejahtera.
“Tentu keteladanan tersebut harus juga tercermin di Indonesia saat ini, sesama muslim tidak boleh saling menghujat dan menjatuhkan, tapi harus saling mendukung. Tidak ada muslim yang ekstrim atau radikal. Kini bukan lagi saatnya mencari-cari kesalahan antar sesama umat Islam. Yang harus di ingat Indonesia kini dapat merdeka juga berkat peranan para tokoh ulama yang bersatu, tidak memandang perbedaan ormas atau pun madzhab.
Jika ummat Islam telah bersatu maka Indonesia yang saat ini sudah merdeka akan jauh lebih kuat, lebih maju menggapai satu tujuan. Memberantas berbagai kedzaliman”, pungkas Nur Azizah.