
Tasikmalaya (20/08) — Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengingatkan bahwa gempa bumi sifatnya berulang. Artinya, gempa yang telah terjadi akan terjadi lagi dimasa kini dan yang akan datang atau secara bahasa keilmuannya disebut earthquake cycle.
Dia mengingatkan potensi tsunami di selatan pulau Jawa bisa terjadi kapan saja. Pemerintah dan masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan membangun tanggul pantai atau laut di wilayah itu. Tanggul pantai atau laut berperan sangat penting, Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga memproteksi dari tsunami.
Menanggapi Hal ini, Anggota Komisi V DPR RI, Toriq Hidayat mengatakan bahwa Indonesia secara konstan menghadapi risiko bencana alam baik berupa gempa, letusan gunung api, dan bencana banjir. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak di daerah cincin api dan juga negara seismik aktif.
“Kenyataan ini mengharuskan Indonesia dalam membangun infrastruktur di berbagai lokasi di tanah air agar selalu mengedepankan aspek tangguh bencana. Yakni infrasturktur dibangun berdasarkan potensi risiko bencana alam yang terjadi daerah tersebut,” sebut Politisi asal Fraksi PKS ini.
Itu sebabnya, tambah Toriq, menjadi penting bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Satu contoh, wilayah-wilayah yang berdasarkan data BMKG memiliki potensi terjadinya tsunami agar segera dibangun tanggul pantai atau laut.
“Begitupun wilayah yang berdasarkan data BMKG berpotensi bencana banjir bandang atau tanah longsor atau kekeringan atau yang lainnya. Kementrian PUPR dapat memprioritaskan penyelesaian pembangunan infrastruktur yang dapat mengantisi dan meminimalisasi jatuhnya korban di daerah-daerah tersebut,” ungkapnya.
Toriq mengutip, berdasarkan data Global Navigation Satellite System (GNSS), mengkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda, hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur.
“Apabila gempa terjadi, berdasarkan data GNSS, kekuatannya dapat mencapai 8.7 Mw hingga 9.0 Mw dan bisa jadi diikuti tsunami hingga 20 meter tingginya,” kutipnya.
Oleh karenanya, menurut Toriq, untuk mengantisipasi hal ini, Pemerintah harus mempercepat pembangunan tanggul sepanjang pesisir Jakarta, Selat Sunda, hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur.
“Hal ini sebagai ikhtiar kita sebagai manusia meminimalisir jatuhnya korban. Dan tentu saja yang paling prioritas bagi kita dalam pembangunan infrastruktur itu adalah menyelamatkan nyawa penduduk,” tutupnya.