
Jakarta (12/07) — Anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, memberikan nasehat kepada sejumlah dai muda dari Ma’had An Nuaimy yang akan dilepas ke pelosok nusantara Indonesia untuk mencontoh para Wali Songo yang menyebarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dengan ilmu, akhlak serta memberikan inovasi dan solusi kepada masyarakat.
“Rasulullah SAW dan para sahabat telah mengajarkan dan mencontohkan bahwa Agama Islam disebarkan dengan akhlak, ilmu dan prinsip moderat(wasathiyah) guna menghadirkan solusi kepada umat dan bukti dapat memberi rahmat kepada seluruh alam. Jadi, bukan dengan seperti tuduhan para Islamophobia bahwa Islam disebarkan dengan kekerasan, radikalisme maupun ekstremisme. Ini yang kita dapatkan dari pelajaran sukses dakwah para Wali Songo di Nusantara,” ujarnya saat pelepasan dai muda dari Ma’had An Nuaimy di Jakarta, Sabtu (10/7).
HNW sapaan akrabnya menuturkan bahwa peran para dai saat ini adalah melanjutkan praktek yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, para Sahabat, para Ulama hingga para Wali Songo, hingga para Ulama Pejuang yang terlibat hadirkan Indonesia Merdeka.
”Mereka telah menunjukan pemahaman yg komprehensif terhadap Islam, serta kecerdasan membaca situasi dan memberi solusi ke masyarakat. Dengan berbagai cara dakwah yang menghadirkan kedamaian, alternatif dan solusi bukan dengan menghakimi, mengkafirkan maupun tindakan radikalisme lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, HNW mencontohkan bagaimana para Wali Songo berkreasi menciptakan alternatif solusi dengan batik dan berdakwah melalui wayang.
“Di Jawa, dahulu, masyarakat mempunyai corak batik yang menampilkan gambar-gambar tertentu. Lalu, para Wali membuat corat batik para wali yang memuat gambar yang tidak bermasalah secara syariat. Begitu pula budaya wayang, mereka menciptakan tokoh dan cerita-cerita yang sesuai dengan prinsip ajaran-ajaran Islam. Begitulah seharusnya para dai, karena memang Rasulullah SAW menganjurkan Umat untuk ber-ijtihad, dan berdakwah secara hikmah,” ujarnya.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengingatkan para Dai Muda bahwa dakwah mereka bertemu dengan era milenial dan pandemi Covid-19 ini, peran dai yang mempunyai pemahaman Islam sebagai Rahmatan lil ‘Alamin dan menghadirkan solusi makin diperlukan untuk menyelamatkan dan mencerdaskan ummat dan masa depan bangsa.
“Dengan merujuk kepada keteladanan para Wali dan Ulama-ulama Pejuang yang adalah Bapak-bapak Bangsa, maka Islam yang kita yakini dan ajarkan adalah Islam Ahlul Sunnah Wal Jamaah dengan beragam variannya. Itu sangat sesuai bahkan di era milenial dan epidemi covid-19,” tuturnya.
“Ketika dunia dan Indonesia sedang susah karena pandemi, jangan ditambah susah dengan mudah mengkafirkan atau mem-bid’ahkan, atau malah memprovokasi masyarakat. Itu semuanya bukan Islam yang benar yang diwariskan oleh Walisongo dan Ulama Pejuang Bapak-bapak Bangsa Indonesia. Dan itulah yang kita sebarluaskan ke masyarakat di seluruh Nusantara, sehingga menyemangati ummat dan rakyat untuk tetap bisa laksanakan ajaran agama yang membawa kebaikan, dan menghadirkan solusi terhadap masalah Covid-19 yang bisa dipahami sebagai cara Allah SWT untuk menaikkan kualitas keagamaan dan kemanusiaan kita,” ujarnya.
HNW mengatakan karenanya para dai juga harus menjadi teladan dalam menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan secara maksimal. Karena agar bisa melakukan dakwah dengan maksimal dan total juga adalah bila para da’i-nya sehat secara rohani tapi juga sehat secara jasmani.
“Para da’i dan Ulama sangat penting menjadi sehat. Itu sangat diutamakan. Apalagi pada era covid-19 ini telah sangat banyak Ulama yang wafat. Maka para da’i muda juga harus siap2 melanjutkan estafeta perjuangan para Ulama itu. Maka penting betul menjaga kesehatan dan keselamatan dari covid-19 dan lainnya. Kalau para dai tidak sehat, maka para da’i yang akan dipikirkan orang lain.
Padahal, seharusnya kita lah yang memikirkan dan membantu Umat dan Bangsa,” ujarnya.
Oleh karena itu, HNW menambahkan bahwa para da’i juga harus memahami instrumen-instrumen dakwah yang banyak digunakan generasi milenial. Misalnya, melalui media zoom atau media sosial seperti instagram.
“Ini juga perlu dipahami. Karena di era pandemi seperti ini, ketika tidak dimungkinkan forum secara tatap muka, maka media-media sosial itu yang merupakan alternatif yang bisa digunakan. Dan sekarang media-media sosial itu yang dirujuk oleh generasi milenial, lebih bagus bila konten-konten nya diisi oleh nilai-nilai positif dan konstruktif yang menyelamatkan masa depan mereka dan masa depan bangsa dan negara. Dan para Dai Muda sangat dipentingkan untuk membuat konten-konten alternatif yang positif ,” pungkasnya.