
Jakarta (24/06) — Anggota DPR yang juga ketua Dewan Syariah Pusat PKS dari Daerah Pemilihan Jabar 11, Surahman Hidayat, dalam rangka memperingati Hari Bidan Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juni mengingatkan bahwa, Indonesia masih menduduki posisi ketiga Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di ASEAN tahun 2017 dengan 177 kematian per 100 ribu kelahiran.
Surahman menambahkan, hanya sedikit lebih baik daripada Laos (185 kematian per 100 ribu kelahiran) dan Myanmar (250 kematian per 100 ribu kelahiran).
“Bukti empiris menunjukkan bahwa AKI tidak dapat dilepaskan dari berbagai fakor yang mempengaruhinya, antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan saat masa kehamilan, pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah persalinan,” ungkap Surahman.
Lebih lanjut Surahman menjelaskan Bidan sangat berperan dalam meningkatkan keselamatan Ibu dan bayi baru lahir dan menurunkan resiko kematian ibu melahirkan dan anak yang baru lahir.
Menurut Anggota Komisi 8 DPR RI ini Secara nasional, sebagian besar puskesmas memiliki bidan lebih dari standar minimal.
“Namun, bila dilihat dari distribusi pada tingkat desa/kelurahan, masih terdapat kekurangan. Untuk itu diperlukan kebijakan Satu Desa, Satu Polindes, Satu Bidan terlatih”.
Pondok Bersalin Desa (Polindes), imbuh Surahman, adalah partisipasi atau peran serta masyarakat suatu desa dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi di desa.
“Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pembangunan Desa perlu berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk mengatur alokasi anggaran yang mencukupi agar bidan dapat menjalankan tugasnya dengan optimal,” ungkapnya.
Bidan yang ditugaskan pada Polindes, katanya, harus mendapatkan pelatihan dan juga sumber daya yang memadai.
“Polindes perlu dilengkapi dengan listrik, air bersih, sanitasi, dan peralatan yang memadai untuk persalinan.” pungkasnya.
Disamping itu, Surahman mengingatkan, jangan lupakan jasa para dukun beranak/paraji yang telah banyak membantu para ibu melahirkan, terutama yang berada di daerah-daerah pedalaman atau daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh puskesmas.
“Mereka perlu diberi perhatian dan diberi pelatihan agar bisa menjadi bagian dari Polindes yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan tugas para bidan yang ada di desa-desa,” pungkas Surahman mengakhiri.