Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Sukamta: Dinamika Politik Sekarang adalah Cerminan Politik Masa Depan!

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

 

Jakarta (02/05) – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta menjelaskan bahwa kondisi perpolitikan Indonesia saat ini sangatlah mempengaruhi bagaimana sistem politik di Indonesia lima hingga sepuluh tahun kedepan. Hal tersebut disampaikan dalam acara sekaligus launching Ngobrol Politik Terkini (NGOPI) series di Yogyakarta (01/05/2021).

Politisi pemilihan D.I Yogyakarta ini mengawali pembahasan dengan menyebutkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya dan potensi melimpah dengan besaran wilayah yang sangat luas. Namun potensi tersebut belum dapat dimaksimalkan secara penuh oleh sumber daya manusianya.

“Indonesia itu kalau diumpamakan, Kota Meraukenya berada di Baghdad sedangkan Sabang di London. Hal ini menunjukkan luasnya negara Indonesia dibandingkan banyak negara tesebut. Selain itu, dengan ribuan pulau yang miliki, bahkan banyak pulau yang tidak memiliki nama tersebar di seluruh penjuru nusantara. Dengan demkian, kita memiliki potensi yang sangat besar, tetapi potensi tersebut menjadi sebuah tantangan besar, salah satunya adalah produktivitas dalam mengelolahnya,” tutur Sukamta.

Sukamta melanjutkan dengan mejelaskan bagaimana wilayah perairan Indonesia sangat meyakinkan untuk dikembangkan, sehingga mampu menghidupakan devisa negara bertahun-tahun.

“Kalau kita bandingkan wilayah perairan, khususnya laut dan pantai, indonesia memiliki dua hal tersebut, ditambah iklim tropis yang menjadi daya tarik tersendiri dan tidak dimiliki oleh negara lain. Dan semua itu adalah sebuah tantangan, karena apabila pemerintah maupun masyarakat tidak mengelolahnya dengan baik, maka pihak-pihak lain akan merampas kesempatan tersebut dan pastinya negara merugi,” ungkap Sukamta.

Wakabid Polhukam Fraksi PKS DPR RI ini menambahkan, selain wilayah perairan, Indonesia juga sangat berpotensi dalam hal pertanian, hal ini telah menjadi simbol Indonesia yang selama ini dikenal sebagai Negara Agraris. Negara yang kaya akan hasil-hasil pertanian, baik padi, jagung, kedelai dan lain-lainnya.

“Jika menengok tahun 2019-2010, ketika Menteri Pertanian dari PKS, Indonesia berhasil swasembada beras dan dapat digunakan selama satu higga dua tahun tanpa mengimpor. Tapi hari ini, kita selalu digoda untu mengimpor komoditas yang sebenarnya masih bisa ditopang,” ujar Sukamta.

Namun, lanjut Sukamta, hal tersebut menjadi sebuah tantangan, karena pada dasarnya, impor tidak sekedar karena kebutuhan yang kurang, namun bab-bab politik didalamnya turut terlibat, dimana sekolompok orang yang terlibat ingin mendapatkan keuntungan dari kegiatan impor tersebut.

Sukamta menutup dengan menyampaikan, berbagai aktivitas politik saat ini, seperti kerap melakukan impor, terutama komoditas sekali pakai, akan berdampak untuk generasi bangsa kedepannya. Selain itu, keputusan politik lainnya, apakah mampu atau dapat menguntungkan para pelaku politik di masa yang akan datang? Oleh sebab itu, perlu adanya pembenahan dalam sistem politik bangsa saat ini, peran pemuda harus turut dioptimalkan, jangan sampai keputusan orang-orang tua di pemerintah saat ini, akan merugikan estafet kepemimpinan di kemudian hari.