
Jakarta (08/02) — Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), drh Slamet, meminta Kementerian Pertanian agar segera menyelesaikan sejumlah persoalan klasik pertanian di Indonesia, seperti produktifitas, bibit yang kurang berkualitas, infrastruktur irigasi rusak, sulitnya akses permodalan, dan kelangkaan pupuk.
“Ini masalah klasik yang saya harapkan bisa segera terurai dan selesai pada tahun 2022 nanti,” kata Slamet saat mengikuti rapat dengan Menteri Pertanian, Senin (08/02).
Baca Juga: Kunjungi Dapil, Hermanto Ajak Milenial Padang Kelola Bisnis Pertanian Perkotaan
Selain itu, Slamet juga mengingatkan pemerintah soal sektor pertanian yang menjadi peringkat teratas dalam penyerapan tenaga kerja yakni sebesar 29,76 persen. Slamet menyebut, situasi tersebut jangan sampai hanya menjadikan petani profesi keterpaksaan.
“Di situ disampaikan struktur lapangan kerja, petani menempati posisi teratas yakni 29,76 persen. Tapi jangan sampai posisi itu karena profesi terpaksa,” jelasnya.
“Masa Covid-19 tinggi karena mereka di-PHK dan menjadi petani. Ini lapangan pekerjaan yang paling menjanjikan tapi tidak ada keberpihakan dari pemerintah karena pengurangan anggaran,” ungkapnya menambahkan.
Di sisi lain, Slamet juga meminta Kementerian Pertanjan agar tetap fokus kepada kegiatan yang
bersentuhan langsung kepada peningkatan produksi serta peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, sebagai upaya pencapaian produksi pangan.
“Termasuk memperhatikan petani yang mengalami gagal panen secara cermat akibat dampak bencana alam banjir atau kekeringan agar mereka tetap memiliki penghasilan dan dapat tetap berproduksi, antara lain; melalui bantuan kegiatan padat karya, bantuan sarana produksi, serta program asuransi pertanian guna mengurangi resiko kerugian,” pungkasnya.