
Jakarta (19/01) — Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan, menyoroti berbagai persoalan yang kerap terjadi pada produk hortikultura seperti persoalan pengelolaan pasokan dan fluktuasi harga, dimana harga sering jatuh pada saat musim panen dan melambung pada saat produksi rendah.
Hal tersebut diungkapkan Johan pada saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Jajaran Eselon 1 Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa, (19/01/2021) di Gedung Parlemen.
“Saya melihat kelemahan Pemerintah selama ini dalam mengatasi persoalan hortikultura terutama distribusi dan pasokan yang tidak merata, yang selalu menjadi masalah dalam tata niaga dari produk hortikultura,” terang Johan.
Untuk itu, Johan meminta pemerintah untuk lebih fokus mengatasi hal tersebut karena selalu terjadi setiap tahun yang berakibat merugikan petani dan kondisi perekonomian kita.
“Saya sering menemukan realitas bahwa produksi hortikultura semisal cabai dan bawang merah secara agregat dalam satu tahun sebenarnya sudah melebihi kebutuhan konsumsi, namun masih sering ditemukan kekurangan suplai dan terjadi fluktuasi harga akibat kesenjangan suplai antar waktu maupun kesenjangan antar wilayah,” tandas Johan.
Maka Johan melihat solusinya adalah perlu segera dibentuk Badan Pangan Nasional yang bertugas mengelola suplai, distribusi, pasar, dan lain-lain.
“Untuk menjamin ketersediaan dan menjaga kestabilan harga baik pada saat harga tinggi maupun pada saat harga jatuh,” pungkas Johan.
Legislator dari dapil NTB 1 ini juga meminta komitmen dan penguatan strategi pemerintah dalam upaya pengendalian impor produk hortikultura serta berupaya mengatasi berbagai persoalan yang muncul pada penerbitan RIPH (Rencana Impor Produk Hortikultura).
“Saya mendorong pemerintah untuk selalu mengembangkan sentra produksi hortikultura dengan dukungan tekonologi budidaya seperti varietas Unggul, bibit bermutu, teknologi produksi lapang dan teknologi pascapanen untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura kita supaya lebih mandiri dan tidak tergantung dengan produk impor”, tegas Johan.
Selanjutnya wakil rakyat dari Pulau Sumbawa NTB ini memaparkan salah satu persoalan yang muncul pada tahun 2020 lalu adalah produk sayuran di dalam negeri cenderung over supplay dan harga di tingkat petani turun drastis.
“Saya berharap ada upaya pemerintah untuk mengangkat harga di tingkat petani di tengah situasi daya beli masyarakat yang turun dan kondisi pasar yang lesu saat pandemic ini,” cetus Johan.
Johan juga meminta penjelasan pemerintah terkait jaminan keamanan hortikultura impor yang sekarang cenderung over supplay sehingga banyak masuk pada pasar-pasar tradisional dan banyak menggeser produk lokal dalam persaingan pasar domestic kita.
“Saya melihat perlu dikembangkan sistem pasar yang lebih berkeadilan bagi seluruh pelaku agribisnis hortikultura dan harga lebih terjangkau oleh konsumen sehingga produk lokal kita lebih laku dan tidak kalah dengan produk impor,” tutup Johan.