Logo Fraksi PKS

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Fraksi PKS Kreatif, Atraktif, Substantif

Refleksi Akhir Tahun 2020, Johan Sebut Kinerja Sektor Tanaman Pangan Belum Perbaiki Kesejahteraan Petani

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Sumbawa (30/12) — Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan, mengevaluasi kinerja Pemerintah khususnya sektor tanaman pangan sepanjang tahun 2020 dari sisi capaian produksi padi yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, begitu juga dengan luas panen tanaman padi hanya berkisar 9.871 Ha yang jauh lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai 10.678 Ha.

“Sementara itu pada Bulan Januari, Februari dan Juni tahun 2020 ini telah tejadi defisit produksi beras karena produksi yang dihasilkan lebih rendah dari kebutuhan konsumsi beras secara nasional”, ujar Johan.

Baca juga : Sepanjang Tahun 2020, Legislator PKS: Pengembangan Riset dan Teknologi Jalan di Tempat

Anggota Komisi IV DPR RI ini juga menyoroti rendahnya capaian realisasi program dan kegiatan tanaman pangan selama tahun 2020 ini, persentase pelaksanaan program hanya mencapai 67,8 persen sementara itu serapan anggaran per Oktober 2020 lalu hanya berkisar 56 persen.

Johan menilai upaya percepatan anggaran dari tanaman pangan belum berhasil walaupun sudah ada tambahan anggaran ABT sebesar Rp 1,046 Triliun.

“Hal ini perlu menjadi catatan kritis dari kinerja pemerintah karena tanaman pangan merupakan subsector yang sangat penting bagi kemajuan dunia Pertanian kita”, tegas Johan.

Baca juga : Outlook Ekonomi 2021, Anggota FPKS: Ekonomi Indonesia Berpeluang untuk Pulih

Politikus PKS ini memaparkan bahwa pada pada tahun anggaran 2020 ini telah dialokasikan anggaran biaya tambahan (ABT) untuk perluasan areal tanam baru tanaman padi dengan target penanaman seluas 250.000 Ha.

Namun Johan menilai upaya tersebut agak terlambat mengingat pelaksanaannya baru mau dilaksanakan pada rencana waktu tanam dimulai pada bulan Oktober 2020 lalu.

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini menilai kinerja pemerintah khususnya sector tanaman pangan pada tahun 2020 ini belum berhasil memperbaiki kesejahteraan petani.

Baca juga : Rapor Merah Pemerintah Tahun 2020 di Bidang Energi, Aleg FPKS: Masih Banyak PR Yang Harus Diselesaikan!

“Walaupun sektor ini telah mampu membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional pada masa pandemi ini. Sektor tanaman pangan tumbuh paling baik pada masa pandemic ini dibandingkan sektor lainnya”, tutur Johan.

Selanjutnya Johan menggarisbawahi bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pangan sebagai indikator kesejahteraan petani terus mengalami penurunan.

“Pada Januari 2020 NTP tanaman pangan sebesar 104,21 dan terus mengalami penurunan drastis hingga Bulan Mei 2020 hanya sebesar 100, 38 dan lebih turun lagi pada Bulan Juli 2020 lalu yaitu sebesar 100,17”, urai Johan.

Atas situsi ini, Johan meminta pemerintah untuk bisa meningkatkan kinerja sector tanaman pangan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Baca juga : Harga Pangan Dunia Melonjak, Johan Ingatkan Pemerintah Siapkan Strategi Ketahanan Pangan

“Pemerintah harus segera membuat terobosan baru ke depan agar produksi tanaman pangan meningkat dan petani semakin sejahtera”, tandas Johan.

Legislator yang berasal dari Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berharap pemerintah bisa memperbaiki kinerjanya dan melakukan Langkah percepatan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan dalam negeri sebagai upaya membangun basis ketahanan pangan untuk kemandirian pangan nasional.

“Saya harap catatan kritis akhir tahun 2020 ini menjadi fokus perhatian pemerintah agar potensi tanaman pangan kita bisa maksimal dan kesejateraan petani bisa lebih baik”, tutup Johan.