
Tasikmalaya (26/10) — Sejumlah negara Arab mengutuk penghinaan Prancis terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad SAW. Karena, penghinaan yang dilakukan secara terus menerus oleh negara tersebut dapat memicu kebencian di masyarakat dunia.
Menanggapi hal ini, Toriq Hidayat Anggota DPR RI asal PKS ikut mengutuk penerbitan kembali karikatur yang sangat menyinggung sentimen miliaran Muslim oleh media Perancis Charlie Hebdo dengan dalih kebebasan, dan melukai hati seluruh umat Islam di dunia.
“Karikatur itu telah melukai hati miliaran Muslim di seluruh dunia, tindakan seperti itu tidak boleh diulangi dan mereka yang berada di belakangnya harus bertanggung jawab. kebebasan berekspresi tidak memberikan izin kepada siapa pun untuk melukai perasaan orang lain”, tegasnya.
Pada 2 September 2020, Charlie Hebdo menerbitkan kembali sejumlah kartun yang menampilkan Nabi Muhammad, termasuk gambar yang memicu protes besar ketika pertama kali diterbitkan, serta berujung penembakan oleh ekstremis ke kantor tabloid tersebut, menewaskan 12 orang pada 7 Januari lima tahun silam.
Bahkan dalam beberapa pekan terakhir Presiden Perancis Emmanuel Macron telah menyerang Islam dan komunitas Muslim, menuduh Muslim ‘separatisme’ dan menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.
“Sejumlah negara dan organisasi dunia diantaranya Turki, Iran, Pakistan, Indonesia, OKI, dan Imam Al Azhar Mesir turut mengecam Prancis yang membiarkan tindakan penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad dan dipandang sebagai ‘gerakan provokatif’ penghinaan terhadap nilai-nilai dan keyakinan Muslim di dunia”, ungkap Toriq.
Anggota Komisi I DPR RI ini memberikan apresiasi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang telah turut mengecam tindakan Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada awal september lalu.
Bahkan saat ini, apa yang disebut kebencian ‘sekuler’ terhadap Muslim telah menjadi bagian dari pidato otaritas Prancis serta medianya.
“Oleh karenanya saya minta kepada Menlu RI untuk terus melakukan upaya politik dengan mengingatkan otoritas Prancis supaya berhenti melakukan politisasi Islamofobia dan retorika anti-Islam yang kuat yang dimaksudkan untuk menarik kaum Islamofobia,” ungkap Toriq.