
Tasikmalaya (07/10) — Dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Peringatan dan Promosi Hari Internasional Penghapusan Total Senjata Nuklir pada Ahad, (04/10/2020), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, penghapusan senjata nuklir adalah elemen penting bagi perdamaian dan keamanan dunia.
Pernyataan Menlu RI tersebut ditanggapi dengan dukungan oleh Toriq Hidayat, Anggota Komisi I DPR RI.
“Sejak berdirinya PBB 75 tahun yang lalu dan Sejak terbentuknya kesepakatan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 50 tahun lalu hingga saat ini dunia masih jauh dari penghapusan total senjata nuklir”, ungkapnya.
Anggota Legislatif asal Fraksi PKS mengungkapkan bahwa Sejarah telah memberikan pelajaran, betapa mengerikannya efek senjata nuklir , yang kali pertama dan terakhir pernah digunakan selama Perang Dunia II.
Pada 6 Agustus 1945, bom atom ‘Little Boy’ dijatuhkan ke Hiroshima berberapa hari kemudian juga Nagasaki, Jepang
“Betapa daya hancurnya sungguh luar biasa mengerikan. Reaksi nuklir ini menghancurkan apapun dalam radius 2 kilometer dari titik ledak. Sekitar 240 ribu orang tewas, belum termasuk derita mereka yang terdampak radiasi nuklir hingga saat ini,” ungkap Toriq.
Bisa dibayangkan jika pada tahun 1945 kekuatan bom atom dalam hitungan ‘kiloton’, kini dengan perkembangan teknologi bisa jadi meningkat hingga ‘megaton’. Bahkan Sejumlah ilmuwan mengatakan, beberapa senjata nuklir yang lebih kecil, dari jenis yang tersedia saat ini, bisa membawa kehancuran di seluruh dunia dan dapat menghapus semua kehidupan di bumi.
“Dampak uji coba nuklir tak kalah bahaya. Pada 1961, studi yang dipimpin Dr. Louise Reiss menyimpulkan, anak-anak yang lahir setelah serangkaian tes pertama di AS punya level strontium 90, isotop radioaktif yang bisa menyebabkan kanker. Untuk memastikan keberlangsungan umat manusia ke depan tidak ada kata lain kecuali memusnahkan senjata Nuklir”, ungkap Toriq.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Menlu RI, Toriq mengatakan bahwa ada tiga hal penting untuk mencapai penghapusan total senjata nuklir, yang pertama seluruh negara, termasuk negara pemilik senjata nuklir harus berpartisipasi penuh dan komitmen atas penerapan dan penegakkan NPT.
“Kedua penguatan terhadap mekanisme dan arsitektur perlucutan senjata global. Beberapa mekanisme perlucutan senjata seperti Konferensi Perlucutan Senjata, larangan uji coba nuklir komprehensif (CTBT) dan mekanisme lainnya harus diupayakan penegakannya”, tambah Toriq.
Dan yang terakhir bahwa PBB harus mampu memastikan perlucutan senjata nuklir akan dapat berdampak positif pada kesejahteraan dunia. Perlindungan manusia dan kemanusiaan hanya dapat tercapai melalui solidaritas global dan bukan melalui senjata nuklir.